Kopi, minuman yang menemani pagi, siang, dan malam kita, ternyata punya kisah yang lebih epik dari sekadar “biji dipanggang lalu diseduh”. Bayangkan, dari hutan belantara Ethiopia, biji ini menjelajah dunia, mengubah budaya, bahkan memicu perang! Penasaran? Yuk, kita selami perjalanan epik sang biji hitam!
Perjalanan epik ini dimulai di hutan belantara Ethiopia, abad ke-9. Seorang penggembala kambing bernama Kaldi dibuat bingung oleh kambing-kambingnya yang mendadak “hyperaktif” setelah melahap buah merah dari semak-semak. Penasaran, Kaldi ikut mencicipi dan merasakan efek serupa. Ia membawa “buah ajaib” itu ke sebuah biara Kristen setempat. Awalnya ditolak, bahkan dibakar, aroma harum biji kopi yang terpanggang justru memikat para biarawan. Mereka pun mulai meracik minuman dari biji itu, dan voila! Kopi memulai perjalanannya.
Dari hutan belantara, kopi menyeberangi padang pasir dan tiba di Yaman dan wilayah Arab lainnya. Di sana, kopi menjadi minuman favorit para sufi, membantu mereka terjaga saat beribadah malam. Kedai kopi bermunculan, menjadi pusat intelektual dan budaya. Kopi bukan hanya minuman, tapi juga simbol status dan tradisi.
Abad ke-16, pedagang Venesia membawa kopi menyeberangi samudra dan tiba di Eropa. Awalnya, kopi dicap sebagai “minuman setan” karena warnanya yang hitam. Namun, setelah Paus Clement VIII mencicipi dan memberikan restu, kopi pun diterima. Kedai kopi menjamur, menjadi tempat berkumpul para seniman, penulis, dan politisi.
Abad ke-17 dan 18, negara-negara Eropa berlomba-lomba melintasi benua dan menanam kopi di wilayah jajahannya. Belanda membawa kopi ke Jawa, Prancis ke Karibia dan Amerika Selatan. Kopi menjadi komoditas perdagangan global yang sangat menguntungkan, namun sayangnya, juga terkait erat dengan sejarah kelam perbudakan.
Di era modern, teknologi pengolahan kopi berkembang pesat. Muncul berbagai jenis kopi, dari espresso yang kuat hingga latte yang lembut. “Gelombang ketiga” kopi menekankan pada kualitas, keberlanjutan, dan pengalaman menikmati kopi yang lebih mendalam.
Dalam perjalanan epik ini, dua spesies kopi mendominasi:
Dari hutan belantara hingga cangkir mewah, kopi telah menempuh perjalanan epik yang luar biasa. Kopi bukan hanya minuman, tapi juga bagian dari sejarah, budaya, dan gaya hidup kita. Jadi, saat kamu menikmati secangkir kopi, ingatlah perjalanan epik sang biji hitam yang telah mengubah dunia!