Autisme kini menjadi perhatian global, dengan angka kasus yang terus meningkat secara drastis. Di tengah kebingungan publik, pemerintah Amerika Serikat menyampaikan pengumuman resmi yang mengguncang dunia medis dan keluarga di seluruh dunia, mengubah panduan kesehatan yang telah lama dianut.
Disampaikan langsung oleh Presiden Donald Trump pada 22 September 2025, di Gedung Putih, pengumuman ini didampingi oleh Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr., Mantan Kepala FDA Dr. Marty Makary, dan penasihat medis senior Dr. Mehmet Oz. Pengumuman ini membawa peringatan penting dan panduan baru yang bisa membantu para ibu dan keluarga melindungi kesehatan anak-anak mereka dari risiko yang tidak terlihat, dan menghindari ancaman Autisme.
Presiden Trump membuka pengumuman dengan data tentang prevalensi autisme yang mengguncang:
“This is not a small increase. This is a crisis.” (“Ini bukan peningkatan kecil. Ini adalah krisis.”)
Angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah realita yang dialami jutaan keluarga. Pemerintah menyatakan bahwa peningkatan ini tidak bisa lagi dianggap sebagai hasil dari deteksi yang lebih baik semata. Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr. bahkan menyebutkan bahwa para ilmuwan telah membantah teori ini dan menyatakan peningkatan tersebut adalah sinyal bahwa ada faktor lingkungan dan farmasi yang perlu ditinjau ulang.
Presiden Trump menyampaikan dengan tegas:
“We now know there is a strong correlation between the use of Tylenol during pregnancy and autism.” (“Kita sekarang tahu ada korelasi yang kuat antara penggunaan Tylenol selama kehamilan dan autisme.”)
Dr. Marty Makary menambahkan bahwa temuan ini bukan sekadar angka, melainkan hasil studi yang kuat, seperti Boston Birth Cohort dan Nurses’ Health Study. Dia menegaskan bahwa bukti yang ada sudah cukup untuk menyimpulkan hubungan kausal antara acetaminophen prenatal dan gangguan perkembangan saraf, mengutip Dekan Harvard School of Public Health.
Catatan: Dalam dunia sains, korelasi berarti dua hal terjadi bersamaan (misalnya, penggunaan Tylenol dan autisme meningkat), tetapi itu belum tentu satu hal menyebabkan hal lainnya. Namun, hubungan kausal jauh lebih kuat, artinya satu hal (penggunaan Tylenol) terbukti menjadi faktor penyebab langsung dari hal lain (autisme). Pernyataan ini menunjukkan bahwa para ilmuwan memiliki bukti yang kuat bahwa Tylenol bukan sekadar “berhubungan”, melainkan “menyebabkan”.
Dr. Makary menyebut pengumuman ini sebagai “the start of a historic shift in medical culture” (“awal dari pergeseran bersejarah dalam budaya medis”), yang menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan besar dan tidak lagi menerima praktik medis yang dangkal.
Pemerintah AS menyampaikan seruan langsung dan berulang:
“Do not take Tylenol if you are pregnant.” (“Jangan minum Tylenol jika Anda sedang hamil.”). “Do not give Tylenol to newborn babies.” (“Jangan berikan Tylenol kepada bayi yang baru lahir.”)
Presiden Trump menegaskan:
“There is no downside to avoiding Tylenol. None.” (“Tidak ada kerugian dari menghindari Tylenol. Sama sekali tidak ada.”)
Dr. Makary mendukung pernyataan ini dengan menyebut bahwa tidak ada bukti manfaat yang lebih besar dari risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan acetaminophen (Tylenol) selama kehamilan. Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr. menyatakan bahwa edukasi publik akan segera diluncurkan untuk menyebarkan informasi ini ke seluruh lapisan masyarakat.
Presiden Trump menyampaikan observasi menarik:
“You look at the Amish community. They don’t vaccinate. They don’t take Tylenol. And they don’t have autism.” (“Lihatlah komunitas Amish. Mereka tidak melakukan vaksinasi. Mereka tidak mengonsumsi Tylenol. Dan mereka tidak memiliki kasus autisme.”)
Pernyataan ini kembali muncul dalam sesi tanya jawab, di mana Presiden Trump mengklaim komunitas Amish memiliki kasus autisme yang “praktis tidak ada.” Pemerintah menyatakan bahwa studi lebih lanjut terhadap komunitas ini akan dilakukan untuk memahami faktor protektif yang mungkin mereka miliki. Ini membuka pintu bagi studi perbandingan antara gaya hidup modern dan tradisional.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah AS akan meluncurkan kampanye nasional untuk:
Edukasi ini mencakup nutrisi prenatal, skrining dini, dan penghindaran paparan bahan kimia berbahaya. Fokusnya adalah perlindungan sejak dalam kandungan.
Bagi anak-anak yang sudah menunjukkan gejala autisme, pemerintah berkomitmen untuk memperluas akses ke terapi yang sudah ada, seperti terapi perilaku (ABA), terapi bicara, dan terapi okupasi, serta dukungan psikologis untuk keluarga. Namun, pengumuman ini juga menyoroti terapi harapan baru yang menjanjikan, yaitu persetujuan obat leucovorin.
Dr. Mehmet Oz menjelaskan bahwa obat ini bukan “obat ajaib” untuk semua penderita, melainkan terapi yang spesifik untuk subkelompok anak-anak autis. Leucovorin, atau nama ilmiahnya folinic acid, adalah sejenis vitamin B9 yang selama puluhan tahun telah digunakan dalam dunia medis.
Menurut penjelasan yang disampaikan, sebagian anak dengan autisme mengalami kondisi yang disebut Cerebral Folate Deficiency (CFD), di mana kadar folat di otak sangat rendah meskipun kadar folat dalam darah normal. Kondisi ini disebabkan oleh antibodi yang menghalangi reseptor folat, sehingga vitamin B9 tidak bisa menembus sawar darah otak.
Dr. Oz menjelaskan bahwa leucovorin dirancang untuk melewati reseptor yang terblokir tersebut. Obat ini dapat menggunakan jalur alternatif untuk masuk ke dalam sel-sel otak, sehingga kadar folat yang dibutuhkan untuk fungsi neurologis dapat dipulihkan. Terapi ini secara khusus menargetkan masalah biologis spesifik pada kelompok penderita autisme tertentu.
Sebagai bagian dari komitmen pemerintah, FDA telah menyetujui perubahan label obat ini untuk mengindikasikan manfaatnya bagi pasien autisme. Dengan adanya persetujuan ini, leucovorin akan ditanggung oleh program pemerintah seperti Medicaid dan CHIP, yang mencakup lebih dari separuh anak-anak di Amerika Serikat. Ini menandakan komitmen serius untuk membuat terapi ini dapat diakses oleh keluarga dari berbagai latar belakang.
Presiden Trump menutup pengumuman dengan komitmen besar:
“We are protecting America’s children. And we are telling the truth.” (“Kami melindungi anak-anak Amerika. Dan kami menyampaikan kebenaran.”)
Kehadiran Menteri Kesehatan, Kepala FDA, dan tim medis senior menegaskan bahwa informasi ini bukan spekulasi, melainkan hasil dari penelitian serius dan kebijakan resmi pemerintah. Seruan ini juga ditujukan kepada negara-negara lain untuk meninjau ulang pedoman medis mereka, karena autisme adalah fenomena global.
Pengumuman ini adalah titik balik dalam pemahaman kita tentang autisme dan kesehatan prenatal. Dengan data yang kuat, penjelasan dari pejabat tinggi, dan komitmen kebijakan, pemerintah AS memberikan panduan baru yang bisa menyelamatkan generasi mendatang.
Informasi ini tidak hanya relevan bagi masyarakat Amerika, tetapi juga sangat penting untuk masyarakat Indonesia dan negara-negara lain. Autisme adalah fenomena global, dan pola peningkatannya terjadi lintas budaya dan sistem kesehatan. Karena itu, langkah pencegahan seperti menghindari penggunaan acetaminophen (Tylenol) selama kehamilan adalah keputusan yang bijak dan aman.
Seperti yang ditegaskan langsung oleh Presiden Trump:
“There is no downside to avoiding Tylenol. None.” (“Tidak ada kerugian dari menghindari Tylenol. Sama sekali tidak ada.”)
Langkah ini juga merupakan tindakan pencegahan awal yang masuk akal dan bertanggung jawab, sambil menunggu hasil penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan menyeluruh. Bagi keluarga, calon ibu, dan tenaga medis di seluruh dunia, informasi ini adalah panggilan untuk bertindak—dengan hati-hati, dengan ilmu, dan dengan harapan.
Saksikan langsung pengumuman bersejarah ini melalui video resmi dari Gedung Putih, yang menjadi sumber utama artikel ini: