Di dalam tubuh kita, tersembunyi kekuatan biologis yang hanya bangkit saat kita bergerak. Ia tidak terlihat, tidak terdengar, dan tidak terasa secara langsung. Tapi dampaknya menyebar ke seluruh sistem tubuh — memengaruhi metabolisme, sistem imun, bahkan suasana hati.
Namanya myokin.
Myokin bukan sekadar produk sampingan dari aktivitas fisik. Ia adalah hormon penyembuh yang hanya bisa dipanggil lewat gerakan. Seperti fitonsida yang dilepaskan oleh pepohonan saat diterpa angin, myokin adalah bentuk komunikasi tubuh dengan dirinya sendiri — pesan biologis yang muncul dari aktivitas alami dan membawa efek sistemik yang luar biasa.
Langkah demi langkah, tubuh mulai berbicara. Dan dalam bahasa biologis itu, myokin adalah kata-kata yang menyembuhkan.
Selama bertahun-tahun, otot hanya dipandang sebagai alat gerak. Ia menggerakkan sendi, menopang tubuh, dan menghasilkan tenaga. Tapi sejak awal 2000-an, ilmuwan mulai menemukan bahwa otot juga berfungsi sebagai organ endokrin — penghasil hormon yang memengaruhi seluruh tubuh.
Myokin adalah nama yang diberikan untuk molekul sinyal yang dilepaskan oleh serat otot aktif. Saat otot berkontraksi, ia tidak hanya menggerakkan tubuh, tapi juga mengirim pesan ke sistem imun, metabolisme, dan bahkan otak.
Penemuan ini membuka wawasan baru dalam biologi manusia. Otot bukan lagi sekadar struktur mekanis, tapi pusat komunikasi hormonal yang sangat aktif.
Yang membuat myokin unik adalah cara kerjanya. Ia bisa bertindak secara autokrin (mempengaruhi sel otot itu sendiri), parakrin (mempengaruhi jaringan sekitar), dan endokrin (beredar ke seluruh tubuh melalui darah). Ini menjadikannya setara dengan hormon-hormon besar seperti insulin, kortisol, atau serotonin — dengan satu perbedaan penting: myokin hanya muncul saat kita bergerak.
Begitu kita mulai berjalan, berlari, atau sekadar berdiri dari duduk, tubuh langsung merespons. Otot-otot besar seperti paha dan bokong mulai berkontraksi, dan dari dalam serat-seratnya, myokin dilepaskan.
Dalam lima menit pertama aktivitas fisik, molekul seperti IL-6 dan irisin sudah mulai beredar. Mereka bekerja cepat — mengatur peradangan, meningkatkan metabolisme, dan mempersiapkan tubuh untuk adaptasi.
Jika gerakan berlanjut dan intensitas meningkat, tubuh mulai melepaskan myokin lain seperti IL-15 dan BDNF. IL-15 memperkuat daya tahan imun, sementara BDNF mendukung regenerasi sel otak dan meningkatkan suasana hati.
Gerakan ringan memicu penyembuhan metabolik. Gerakan intensif memicu penyembuhan imunologis dan neurologis.
Yang menarik, myokin tidak bisa diproduksi secara pasif. Ia tidak muncul saat kita duduk, berpikir, atau tidur. Ia hanya muncul saat otot aktif. Ini menjadikan gerakan sebagai satu-satunya kunci untuk membuka gerbang biologis penyembuhan.
Begitu otot mulai berkontraksi, tubuh langsung memproduksi dan melepaskan myokin.
Pelepasan ini dimulai sejak gerakan pertama dan meningkat seiring durasi serta intensitas. Di balik setiap molekul, tersembunyi mekanisme biologis yang kompleks dan dampak sistemik yang luar biasa — menjangkau otak, hati, jaringan lemak, sistem imun, dan bahkan ekspresi genetik.
1. IL-6 (Interleukin-6).
IL-6 berikatan dengan reseptor IL-6R dan memicu jalur JAK/STAT—sistem komunikasi antar sel yang mengatur ekspresi gen untuk peradangan dan metabolisme.
Waktu pelepasan: mulai meningkat dalam 1 hingga 5 menit pertama aktivitas fisik.
Fungsi utama: mengatur peradangan, meningkatkan metabolisme glukosa dan lemak, mendukung pembentukan pembuluh darah baru.
Potensi terapeutik: digunakan sebagai biomarker dan target terapi untuk diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit jantung.
2. Irisin.
Dilepaskan dari protein prekursor FNDC5, irisin memicu konversi lemak putih menjadi lemak coklat dan meningkatkan ekspresi BDNF di otak.
Waktu pelepasan: mulai muncul dalam 5 hingga 10 menit pertama, dan meningkat seiring durasi gerakan.
Fungsi utama: meningkatkan pembakaran energi, melindungi sistem saraf, memperbaiki metabolisme, dan mendukung neuroplastisitas.
Potensi terapeutik: sedang diteliti untuk Alzheimer, depresi, dan obesitas.
3. IL-15 (Interleukin-15).
Berikatan dengan reseptor IL-15Rα, IL-15 mengaktifkan sel NK dan sel T sitotoksik, serta menghambat akumulasi lemak.
Waktu pelepasan: mulai aktif setelah 15 hingga 30 menit gerakan berintensitas sedang hingga tinggi.
Fungsi utama: memperkuat sistem imun, meningkatkan massa otot, dan mendukung pembakaran lemak.
Potensi terapeutik: sedang dikembangkan sebagai imunoterapi kanker dan terapi anti-obesitas.
4. BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor).
Berikatan dengan reseptor TrkB, BDNF memicu jalur MAPK dan PI3K yang mendukung pertumbuhan dan konektivitas sel saraf.
Waktu pelepasan: mulai meningkat setelah 20 hingga 30 menit gerakan berkelanjutan.
Fungsi utama: membentuk koneksi otak baru, meningkatkan fungsi kognitif, menjaga kesehatan mental, dan mencegah neurodegenerasi.
Potensi terapeutik: digunakan dalam terapi depresi, PTSD, dan rehabilitasi stroke.
5. SPARC.
SPARC mengatur interaksi sel dengan matriks ekstraseluler, menghambat proliferasi sel kanker, dan memicu apoptosis.
Waktu pelepasan: mulai aktif setelah 20 hingga 40 menit latihan berbasis beban.
Fungsi utama: menghambat pertumbuhan sel kanker, memperkuat struktur jaringan otot, dan mendukung pemulihan.
Potensi terapeutik: sedang diteliti sebagai terapi pendukung kanker dan pemulihan pasca operasi.
6. Myostatin.
Berikatan dengan reseptor ActRIIB, myostatin memicu jalur SMAD yang menghambat pertumbuhan otot.
Waktu pelepasan: tidak langsung dipicu oleh gerakan, tetapi kadar menurun setelah latihan rutin selama beberapa minggu.
Fungsi utama: mencegah pertumbuhan otot berlebihan dan menjaga keseimbangan metabolik.
Potensi terapeutik: sedang dikembangkan untuk distrofi otot, sarkopenia, dan pemulihan cedera.
7. Follistatin.
Follistatin adalah protein penghambat myostatin. Ia dilepaskan oleh otot saat berkontraksi dan berfungsi sebagai penyeimbang pertumbuhan otot.
Waktu pelepasan: meningkat setelah latihan kekuatan dan gerakan berintensitas tinggi.
Fungsi utama: menekan efek myostatin, mendukung hipertrofi otot, dan mempercepat pemulihan jaringan.
Potensi terapeutik: sedang diteliti untuk terapi regeneratif dan pemulihan cedera otot.
8. Decorin.
Decorin berperan dalam pengaturan struktur jaringan ikat dan penghambatan myostatin. Ia memperkuat matriks ekstraseluler dan menjaga elastisitas jaringan.
Waktu pelepasan: meningkat setelah latihan beban dan tekanan otot.
Fungsi utama: mendukung pertumbuhan otot, menjaga integritas jaringan, dan menghambat fibrosis.
Potensi terapeutik: relevan dalam terapi jaringan ikat dan pemulihan otot.
9. LIF (Leukemia Inhibitory Factor).
LIF mendukung regenerasi sel otot satelit—sel punca yang memperbaiki serat otot. Ia juga berperan dalam pemulihan sistem saraf dan adaptasi otot terhadap latihan.
Waktu pelepasan: meningkat setelah latihan intensif dan beban mekanis.
Fungsi utama: mempercepat pemulihan otot, mendukung regenerasi, dan menjaga kapasitas adaptif otot.
Potensi terapeutik: sedang diteliti untuk pemulihan pasca stroke dan cedera otot.
10. Meteorin-like (Metrnl).
Metrnl memiliki efek anti-inflamasi dan peningkatan metabolisme. Ia juga berperan dalam aktivasi sel imun adaptif dan pengaturan suhu tubuh.
Waktu pelepasan: meningkat setelah latihan aerobik dan kekuatan.
Fungsi utama: mengurangi peradangan sistemik, meningkatkan pembakaran lemak, dan mendukung respons imun.
Potensi terapeutik: sedang dikaji untuk pengobatan penyakit autoimun dan metabolik.
11. Apelin.
Apelin memperbaiki aliran darah, meningkatkan sensitivitas insulin, dan melindungi fungsi jantung. Ia juga berperan dalam pengaturan tekanan darah dan metabolisme glukosa.
Waktu pelepasan: meningkat setelah latihan aerobik dan kekuatan.
Fungsi utama: mendukung kesehatan kardiovaskular, memperbaiki metabolisme, dan melindungi dari diabetes.
Potensi terapeutik: relevan dalam terapi hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Myokin bukan hanya molekul metabolik. Ia adalah penjaga tubuh dan pemulih jiwa.
Begitu kita bergerak, tubuh mulai melepaskan sinyal biologis yang mengaktifkan sistem imun, memperbaiki jaringan, dan menyentuh lapisan terdalam kesadaran.
Salah satu efek paling mencengangkan adalah aktivasi sel Natural Killer (NK) — pasukan imun bawaan yang bertugas mendeteksi dan menghancurkan sel abnormal, termasuk sel kanker dan virus.
Studi dari MDPI dan Brazilian Journal of Medical and Biological Research menunjukkan bahwa sesi jalan kaki sedang selama 30 menit dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas sel NK secara signifikan.
Efek ini tidak memerlukan latihan berat. Bahkan sesi singkat 5 hingga 10 menit sudah cukup untuk memicu respons awal. Sesi 30 hingga 60 menit memperkuat efeknya secara sistemik.
Gerakan juga memicu pelepasan BDNF dan irisin, dua myokin yang menjembatani tubuh dan pikiran.
BDNF membantu otak membentuk koneksi baru, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan motivasi.
Irisin berperan dalam mengurangi stres, meningkatkan rasa percaya diri, dan melindungi neuron dari kerusakan.
Keduanya bekerja lewat jalur neuroplastisitas — kemampuan otak untuk beradaptasi, belajar, dan pulih dari trauma.
Tubuh tidak menunggu kita sakit untuk bertindak. Ia mulai menyembuhkan sejak langkah pertama.
Myokin tidak muncul di ruang hampa. Ia dipanggil oleh gerakan, tapi juga dipengaruhi oleh ruang, ritme, dan suasana. Lingkungan tempat kita bergerak — apakah itu hutan, pantai, taman, atau ruang terbuka — berperan dalam memperkuat efek biologis dari myokin.
Bayangkan berjalan kaki di tengah hutan. Tubuh melepaskan myokin, pepohonan melepaskan fitonsida — senyawa aromatik alami yang memiliki efek antimikroba, anti-inflamasi, dan menenangkan sistem saraf. Keduanya bertemu di udara dan di dalam tubuh, menciptakan sinergi penyembuhan yang tidak bisa direplikasi di ruang tertutup.
Seperti dijelaskan dalam artikel “Mengungkap Rahasia Terdalam Aroma Hutan”, fitonsida adalah molekul volatil yang dilepaskan oleh pohon — terutama dari daun dan kulit batang — sebagai bagian dari sistem pertahanan alami mereka. Pelepasan ini terjadi secara terus-menerus, namun meningkat saat pohon terpapar cahaya matahari dan angin. Bahkan tanpa sinar matahari, pohon tetap melepaskan fitonsida, meski dalam kadar yang lebih rendah.
Saat kita berjalan di antara pepohonan, kita tidak hanya menghirup udara segar — kita menghirup pesan kimiawi dari alam.
Lebih jauh lagi, seperti dijelaskan dalam artikel “Sinergi Tubuh dan Alam: Rahasia 3 Elemen untuk Kesehatan Holistik”, ada tiga elemen utama yang saling menguatkan:
Myokin, fitonsida, dan sel NK (Natural Killer). Ketiganya membentuk sistem biologis terpadu yang dirancang oleh alam untuk menjaga kita tetap hidup, adaptif, dan pulih.
Dan hubungan mereka bukan sekadar paralel — mereka saling mengaktifkan:
Saat kita bergerak di bawah sinar matahari pagi, di antara pepohonan yang melepaskan aroma, tubuh masuk ke mode penyembuhan holistik. Gerakan bukan hanya memanggil myokin. Ia memanggil seluruh sistem perlindungan dan pemulihan tubuh — diperkuat oleh udara, cahaya, dan aroma alami.
Untuk memicu pelepasan myokin, tidak perlu latihan berat.
Jalan kaki rutin, latihan kekuatan ringan, atau sekadar berdiri dan bergerak setiap satu jam sudah cukup.
Yang penting adalah konsistensi dan keterlibatan otot besar seperti gluteus dan paha.
Latihan yang melibatkan tubuh bagian bawah cenderung menghasilkan lebih banyak myokin karena otot-ototnya besar dan aktif.
Variasi intensitas juga penting. Jalan kaki santai memicu pelepasan IL-6 dan irisin. Jalan kaki lebih cepat atau menanjak memicu IL-15 dan BDNF. Gerakan adalah kunci. Tubuh tahu kapan kita bergerak, dan ia akan menjawab dengan hormon penyembuhnya.
Gerakan yang dilakukan di ruang terbuka, dengan ritme alami dan suasana yang mendukung, bukan hanya memanggil myokin. Ia memanggil seluruh sistem tubuh untuk kembali ke mode penyembuhan, perlindungan, dan regenerasi.
Tubuh tidak hanya bergerak. Ia berinteraksi dengan dunia.
Myokin adalah molekul sinyal yang dilepaskan oleh otot saat berkontraksi. Ia berperan penting dalam meningkatkan metabolisme, memperkuat sistem imun, mendukung regenerasi otak, dan menjaga kesehatan mental.
Tidak seperti hormon lain yang bisa dipicu oleh stres, makanan, atau obat, myokin hanya dilepaskan saat tubuh bergerak secara aktif.
Gerakan fisik — baik ringan maupun intensif — memicu pelepasan berbagai jenis myokin yang bekerja secara sistemik.
Efeknya tidak terbatas pada otot, tetapi menjangkau otak, jantung, jaringan lemak, dan sistem imun.
Beberapa myokin, seperti IL-15, meningkatkan aktivitas dan agresivitas sel Natural Killer (NK) — sel imun bawaan yang secara aktif menyerang dan menghancurkan sel abnormal seperti sel kanker dan sel yang terinfeksi virus.
Ketika gerakan dilakukan di lingkungan alami, seperti hutan atau taman, tubuh juga terpapar fitonsida — senyawa aromatik dari pepohonan yang meningkatkan jumlah sel NK.
Ini menciptakan sinergi biologis yang saling menguatkan:
Myokin meningkatkan efektor dan agresivitas sel NK, fitonsida memperbanyak jumlahnya, dan sel NK secara aktif menyerang serta menghancurkan sel-sel abnormal.
Kesimpulannya:
Memahami dan memanfaatkan myokin bukan sekadar teori.
Ini adalah strategi biologis yang bisa kita aktifkan setiap hari — hanya dengan bergerak.