Kita semua akrab dengan konsep “flow state” saat kita terjaga—momen saat kita tenggelam sepenuhnya dalam sebuah tugas, kreativitas mengalir tanpa hambatan, dan waktu terasa menghilang. Namun, ada dimensi “flow state” lain yang kurang kita sadari, yang terjadi setiap malam saat kita terlelap. Ini adalah aliran dalam tidur, sebuah kondisi unik yang berpusat pada fase REM (Rapid Eye Movement), sebuah fase tidur yang jauh lebih dari sekadar mimpi. Fase REM adalah panggung rahasia bagi otak kita untuk memproses, memulihkan, dan berinovasi.
Tidur bukanlah kondisi pasif. Sebaliknya, otak kita melakukan serangkaian tugas penting dalam siklus tidur yang terbagi menjadi dua fase utama: Non-REM (NREM) dan REM.
Selama REM, aktivitas otak melonjak hingga hampir sama dengan saat kita terjaga. Gelombang otak menjadi lebih cepat dan tidak teratur. Ini adalah saat kita mengalami mimpi paling hidup dan aneh. Namun, di balik mimpi-mimpi itu, terjadi pekerjaan mental yang sangat penting:
Kualitas hidup modern seringkali mengorbankan tidur, dan fase REM adalah salah satu korban utamanya. Saat kita kurang tidur, tubuh akan memprioritaskan tidur nyenyak (fase NREM) untuk pemulihan fisik, namun mempersingkat durasi REM. Akibatnya, kita kehilangan manfaat terbesarnya:
Untuk memaksimalkan fase REM, fokuslah pada menciptakan kondisi yang mendukung siklus tidur yang sehat:
“Flow state” dalam tidur adalah sebuah hadiah yang diberikan otak kita setiap malam. Dengan mengoptimalkan fase REM, kita tidak hanya menginvestasikan waktu untuk beristirahat, tetapi juga memicu mesin kreativitas dan pemulihan emosional kita. Ini adalah kekuatan super yang tersembunyi yang menunggu untuk diaktifkan. Dengan memberikan prioritas pada tidur yang berkualitas, kita membuka pintu bagi pikiran bawah sadar kita untuk bekerja, memecahkan masalah, dan menciptakan ide-ide brilian yang menunggu untuk ditemukan saat kita terbangun.