Pernahkah Anda membayangkan sebuah jaringan luas di bawah tanah, tempat pohon dan tanaman saling bertukar informasi dan sumber daya? Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, bukan? Namun, inilah kenyataan yang sedang diungkap oleh para ilmuwan: tumbuhan ternyata memiliki cara yang luar biasa untuk berkomunikasi melalui jaringan akar mereka.
Salah satu pemain utama dalam komunikasi bawah tanah ini adalah mikoriza. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, artinya hubungan saling menguntungkan, antara jamur dan akar tumbuhan. Jamur mikoriza memperluas jangkauan sistem akar tumbuhan, meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah. Jaringan hifa jamur membentuk jaringan yang luas di bawah tanah, menghubungkan akar berbagai tumbuhan.
Terdapat dua jenis utama mikoriza: ektomikoriza, yang membentuk selubung di sekitar akar tumbuhan dan jaringan di antara sel-sel akar, umumnya ditemukan pada pohon-pohon hutan; dan endomikoriza (arbuskular), yang menembus sel-sel akar tumbuhan, membentuk struktur yang disebut arbuskula untuk pertukaran nutrisi, dan merupakan jenis mikoriza yang paling umum.
Jaringan hifa mikoriza berfungsi sebagai saluran untuk mentransmisikan sinyal kimiawi dan listrik antar tumbuhan. Ini memungkinkan tumbuhan untuk berbagi informasi tentang ketersediaan nutrisi, ancaman hama, dan kondisi lingkungan lainnya.
Tumbuhan menggunakan berbagai sinyal kimiawi untuk berkomunikasi. Misalnya, ketika suatu tumbuhan diserang oleh hama, ia dapat melepaskan senyawa kimia ke udara atau tanah yang berfungsi sebagai sinyal peringatan bagi tumbuhan lain di sekitarnya. Tumbuhan yang menerima sinyal ini dapat mengaktifkan sistem pertahanan mereka, mempersiapkan diri untuk serangan yang mungkin terjadi.
Tumbuhan melepaskan senyawa organik volatil (VOCs) ke udara sebagai respons terhadap stres, seperti serangan hama atau kekeringan. VOCs ini dapat berfungsi sebagai sinyal peringatan bagi tumbuhan lain di sekitarnya, memicu respons pertahanan. Selain itu, tumbuhan juga melepaskan senyawa kimia ke dalam tanah melalui akar mereka, yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perilaku tumbuhan lain, serta mikroorganisme tanah. Contohnya, tumbuhan dapat melepaskan senyawa yang menghambat pertumbuhan tumbuhan pesaing, sebuah fenomena yang dikenal sebagai alelopati.
Alelopati adalah kemampuan tumbuhan untuk melepaskan senyawa kimia (alelokimia) ke lingkungannya, yang dapat menghambat pertumbuhan, perkembangan, atau kelangsungan hidup tumbuhan lain. Beberapa contoh tumbuhan yang memiliki kemampuan alelopati antara lain:
Senyawa alelokimia dapat dilepaskan melalui akar, daun, batang, bunga, atau biji, dan dapat memiliki berbagai efek, seperti menghambat perkecambahan biji, pertumbuhan akar dan batang, penyerapan nutrisi, dan fotosintesis.
Ketika suatu tumbuhan diserang oleh hama, ia dapat melepaskan senyawa kimia yang menarik predator hama tersebut. Ini adalah bentuk komunikasi yang tidak hanya memberi tahu tumbuhan lain tentang bahaya, tetapi juga merekrut bantuan dari organisme lain.
Selain komunikasi kimiawi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan juga dapat mengirimkan sinyal listrik melalui jaringan akar mereka. Tumbuhan dapat menghasilkan sinyal listrik yang mirip dengan potensial aksi pada hewan. Sinyal-sinyal ini dapat merambat melalui jaringan akar dan batang, memungkinkan tumbuhan untuk merespons perubahan lingkungan dengan cepat.
Sinyal listrik dapat dipicu oleh berbagai stres, seperti luka, perubahan suhu, atau serangan hama. Sinyal-sinyal ini dapat memicu respons pertahanan, seperti produksi senyawa kimia pelindung. Sinyal listrik dapat merambat dengan cepat melalui jaringan mikoriza, memungkinkan komunikasi jarak jauh antar tumbuhan.
Jamur mikoriza memainkan peran penting dalam komunikasi antar tumbuhan. Jaringan jamur ini berfungsi sebagai saluran untuk transmisi sinyal kimiawi dan listrik. Jamur mikoriza membentuk jaringan hifa yang luas, menghubungkan akar berbagai tumbuhan. Jaringan ini berfungsi sebagai saluran untuk mentransmisikan sinyal kimiawi dan listrik.
Jamur mikoriza membantu tumbuhan untuk menyerap nutrisi dan air dari tanah. Jamur juga dapat mentransfer nutrisi antar tumbuhan, memungkinkan tumbuhan untuk berbagi sumber daya. Jamur mikoriza dapat melindungi akar tumbuhan dari patogen dan stres lingkungan.
Komunikasi antar tumbuhan memiliki berbagai tujuan, antara lain:
Penelitian tentang komunikasi antar tumbuhan masih dalam tahap awal, tetapi temuan-temuan yang ada telah mengubah cara kita memandang dunia tumbuhan. Kita sekarang tahu bahwa tumbuhan bukanlah makhluk yang terisolasi, tetapi merupakan bagian dari jaringan komunikasi yang kompleks dan dinamis.
Pemahaman yang lebih baik tentang komunikasi antar tumbuhan dapat memiliki implikasi penting untuk berbagai bidang, seperti pertanian, kehutanan, dan konservasi. Misalnya, kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk mengembangkan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, atau untuk melindungi hutan dari kerusakan akibat perubahan iklim.
Dunia bawah tanah tumbuhan penuh dengan keajaiban dan misteri. Jaringan akar adalah “internet bawah tanah” yang menghubungkan tumbuhan dan memungkinkan mereka untuk berkomunikasi, berbagi sumber daya, dan saling melindungi. Penelitian tentang komunikasi antar tumbuhan sedang membuka jendela baru ke dunia tumbuhan yang menakjubkan, dan kita dapat berharap untuk menemukan lebih banyak lagi rahasia yang tersembunyi di bawah tanah.