Kenali ‘Si Sakit Jiwa’: Memahami Fakta, Melawan Stigma

Kesehatan3 months ago

Pernah dengar istilah “sakit jiwa”? Apa yang ada di benakmu? Mungkin sosok yang depresi, orang yang suka bicara sendiri, atau bahkan yang dianggap “gila”. Sayangnya, penggambaran seperti ini justru bikin stigma negatif terhadap penyakit mental makin kuat. Padahal, kenyataannya gak seseram itu, kok!

Mengenal Lebih Dekat dengan Penyakit Mental

Penyakit mental itu sama seperti penyakit fisik lainnya. Bedanya, kalau penyakit fisik menyerang tubuh, penyakit mental menyerang pikiran, emosi, dan perilaku kita. Ada banyak jenis penyakit mental, mulai dari depresi, kecemasan, bipolar, skizofrenia, dan masih banyak lagi.

Kenapa sih Bisa Kena Penyakit Mental?

Penyebab penyakit mental itu kompleks dan melibatkan banyak faktor. Bisa jadi karena faktor genetik alias keturunan, tapi bukan berarti pasti akan terjadi kalau ada riwayat keluarga yang punya penyakit mental, ya. Ada faktor lain yang juga berpengaruh, seperti lingkungan, pengalaman hidup, dan gaya hidup. Bahkan, penyakit fisik, trauma, dan stres juga bisa jadi pemicunya.

Mitos atau Fakta: Penyakit Mental Lebih Sering Dialami Wanita?

Beberapa penelitian nunjukin kalau depresi dan kecemasan memang lebih sering terjadi pada wanita. Tapi, bukan berarti semua penyakit mental lebih sering dialami wanita, ya. Ada juga kok penyakit mental yang lebih sering terjadi pada pria.

Penyakit Mental yang Lebih Sering Terjadi pada Pria

  • Skizofrenia: Gangguan mental kronis yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku, ditandai dengan gejala seperti halusinasi, delusi, dan kesulitan berpikir jernih.
  • Gangguan Bipolar (episode manik yang lebih parah): Gangguan mood yang menyebabkan perubahan ekstrem dalam energi, aktivitas, konsentrasi, dan suasana hati. Pada pria, episode manik (fase “naik”) cenderung lebih parah.
  • ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder): Gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kesulitan memusatkan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas.
  • Penyalahgunaan Zat: Pola perilaku maladaptif yang ditandai dengan penggunaan zat (seperti alkohol atau obat-obatan terlarang) secara berlebihan dan terus-menerus, meskipun menimbulkan masalah.
  • Gangguan Kepribadian Narsistik: Gangguan kepribadian di mana seseorang memiliki rasa superioritas yang berlebihan, kebutuhan untuk dikagumi, dan kurang empati.

Penyakit Mental yang Lebih Sering Terjadi pada Wanita:

  • Depresi: Gangguan mood yang menyebabkan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari.
  • Gangguan Kecemasan: Kelompok gangguan mental yang ditandai dengan rasa cemas, takut, atau khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali.
  • Gangguan Makan: Gangguan mental yang ditandai dengan pola makan yang tidak sehat dan tidak normal, sertaPreocupación berlebihan tentang berat badan dan bentuk tubuh. Contohnya adalah anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
  • PTSD (Post-traumatic Stress Disorder): Gangguan mental yang berkembang setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis, seperti perang, bencana alam, atau kekerasan.
  • Gangguan Bipolar (episode depresif yang lebih parah): Sama seperti gangguan bipolar pada pria, tetapi pada wanita, episode depresif (fase “turun”) cenderung lebih parah.

Kapan Penyakit Mental Muncul?

Penyakit mental bisa muncul kapan aja, mulai dari kecil, remaja, sampai dewasa. Meskipun ada beberapa jenis penyakit mental yang cenderung muncul di usia tertentu, misalnya skizofrenia di usia dewasa muda atau demensia di usia lanjut.

Stigma: Musuh Utama Para Pejuang Kesehatan Mental

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi orang dengan penyakit mental adalah stigma atau pandangan negatif dari masyarakat. Stigma ini bikin mereka merasa malu, takut, dan akhirnya enggan mencari bantuan. Padahal, semakin cepat ditangani, semakin besar peluang mereka untuk pulih.

Yuk, Lawan Stigma Bersama!

Kita semua punya peran penting dalam melawan stigma penyakit mental. Caranya sederhana, kok:

  1. Edukasi Diri Sendiri: Cari tahu lebih banyak tentang penyakit mental dari sumber yang terpercaya. Jangan cuma percaya sama omongan orang atau penggambaran di film yang belum tentu benar.
  2. Berempati: Coba pahami apa yang dirasakan oleh orang dengan penyakit mental. Jangan menghakimi atau meremehkan masalah mereka.
  3. Dukung Mereka: Tawarkan dukungan dan bantuan kepada orang dengan penyakit mental. Dengarkan cerita mereka tanpa menghakimi, dan bantu mereka mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.
  4. Berani Bicara: Jangan takut untuk membicarakan tentang penyakit mental. Semakin banyak kita bicara, semakin banyak orang yang sadar dan stigma pun akan hilang.

Pentingnya Mencari Bantuan Profesional

Kalau kamu merasa ada gejala penyakit mental, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Psikolog atau psikiater bisa membantu mendiagnosis dan memberikan penanganan yang tepat. Ingat, mencari bantuan itu bukan tanda lemah, justru tanda bahwa kamu peduli dengan kesehatan dirimu.

Hidup Sehat Mental Itu Penting!

Kesehatan mental itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Dengan menjaga kesehatan mental, kita bisa hidup lebih bahagia, produktif, dan berkualitas. Jadi, jangan pernah anggap remeh masalah kesehatan mental, ya!

Yuk, Mulai Peduli Kesehatan Mental Diri Sendiri dan Orang Lain!

Dengan memahami penyakit mental dan melawan stigma, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan suportif bagi semua orang. Jangan lupa, kesehatan mental itu penting, dan kita semua punya peran dalam menjaganya.

Leave a reply

Dukung Kami!

Jika Anda merasa konten kami bermanfaat dan ingin mendukung misi Kami, bisa donasi melalui Ko-Fi.

Tetap terinformasi dengan berita positif dan inspiratif.

Bersedia untuk menerima informasi dan berita dari DUS.ID melalui email. Untuk informasi lebih lanjut, silakan tinjau Kebijakan Privasi

Dukung Kami!

Jika Anda merasa konten kami bermanfaat dan ingin mendukung misi Kami, bisa donasi melalui Ko-Fi.

Sign In/Sign Up Sidebar Search
RANDOM
Loading

Signing-in 3 seconds...

Signing-up 3 seconds...