Lautan menutupi lebih dari 70% permukaan Bumi, tetapi hingga saat ini, hanya sebagian kecil yang telah dieksplorasi secara mendalam. Ironisnya, manusia telah mengirim wahana ke luar angkasa, berjalan di Bulan, dan bahkan mengamati bagian terjauh dari alam semesta, sementara dasar laut kita tetap menjadi teka-teki yang sulit dipecahkan. Mengapa bisa demikian? Berikut beberapa alasan yang menjelaskan mengapa laut masih menjadi wilayah yang lebih misterius dibandingkan dengan luar angkasa.
Semakin dalam seseorang menyelam ke lautan, semakin tinggi tekanan air yang dialami. Di kedalaman sekitar 10 kilometer, seperti di Palung Mariana, tekanannya bisa mencapai lebih dari 1.000 kali tekanan atmosfer di permukaan. Kondisi ini menuntut teknologi khusus untuk bertahan di lingkungan yang begitu ekstrem. Sebaliknya, meskipun luar angkasa memiliki tantangan tersendiri, seperti suhu ekstrem dan kekosongan udara, manusia telah berhasil mengembangkan teknologi yang lebih sesuai untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Eksplorasi ruang angkasa telah didukung oleh kemajuan luar biasa dalam bidang teleskop dan wahana tak berawak yang dapat dikirim ke tempat yang sangat jauh. Sementara itu, eksplorasi laut dalam menghadapi kendala besar dalam pengembangan teknologi yang mampu bertahan di tekanan tinggi, air asin yang korosif, dan kondisi minim cahaya. Meskipun sudah ada kapal selam yang mampu mencapai kedalaman ekstrem, jumlahnya masih sangat terbatas, dan riset dalam bidang ini tidak sepopuler riset terkait luar angkasa.
Pemetaan dasar laut jauh lebih sulit dibandingkan dengan pemetaan tata surya kita. Sinyal yang digunakan untuk pemetaan, seperti sonar, sering kali terganggu oleh karakteristik air, termasuk partikel sedimen dan struktur geologis yang kompleks. Sebaliknya, teleskop luar angkasa mampu menangkap cahaya dari galaksi yang berjarak jutaan tahun cahaya, sehingga memungkinkan kita untuk mempelajari objek yang jauh lebih jauh dengan lebih baik dibandingkan dengan dasar laut kita sendiri.
Ruang angkasa sering kali mendapat perhatian lebih besar dibandingkan dengan eksplorasi lautan. Program luar angkasa sering kali didukung oleh pemerintah dan lembaga riset global, karena dianggap sebagai bagian dari kemajuan teknologi dan pencapaian kemanusiaan. Laut, meskipun menyimpan potensi besar—baik dari segi keanekaragaman hayati, sumber daya alam, maupun perubahan iklim—kurang mendapatkan perhatian yang sama karena eksplorasinya lebih sulit dan kurang menarik dari perspektif politik serta ekonomi.
Penelitian serta eksplorasi laut dalam membutuhkan investasi besar untuk mengembangkan teknologi yang dapat beroperasi dalam lingkungan ekstrem. Biaya untuk membangun kapal selam penelitian atau sistem pemetaan bawah laut sering kali dianggap kurang sepadan dengan hasil yang diperoleh. Sebagai perbandingan, eksplorasi ruang angkasa sering kali memberikan imbal hasil berupa penemuan teknologi baru yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga lebih mudah mendapatkan pendanaan dari pemerintah dan sektor swasta.
Meski lautan merupakan bagian besar dari planet kita, eksplorasinya masih jauh tertinggal dibandingkan dengan eksplorasi ruang angkasa. Faktor tekanan tinggi, kesulitan teknis, keterbatasan teknologi pemetaan, kurangnya prioritas ilmiah, serta tantangan finansial berkontribusi terhadap lambatnya perkembangan penelitian tentang laut.
Namun, lautan menyimpan rahasia yang dapat mengubah pemahaman kita tentang ekologi, biologi, bahkan potensi kehidupan di luar Bumi. Jika eksplorasi laut mendapatkan perhatian yang sama dengan eksplorasi ruang angkasa, mungkin suatu hari nanti kita akan menemukan keajaiban baru di kedalaman samudra yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Bagaimana menurutmu? Lautan atau luar angkasa, mana yang lebih menarik untuk dieksplorasi?